Oleh: Al Firdaus


Sosok Asbahul Kahfi fenomenal di dalam Al-Quran. Fenomenal bukan karena mereka ganteng seperti artis, atau populer banyak fansnya. Apabila datang orang berteriak-teriak memanggilnya. Ada yang heboh sampai pingsan. 


Ashabul Kahfi menjadi trand di dalam Al-Qur’an, karena mereka membela keimanan yang mereka yakini. Yaitu agama tauhid. Kalau mau dilacak lebih dalam tentang mereka adalah seorang pemuda pilihan. 

“Adakah kamu menyangka (wahai Muhammad), bahawa kisah ‘Ashabul Kahfi’ (penghuni gua) dan ‘Ar-Raqiim’ termasuk antara tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (Surah Al-Kahfi; Ayat 9).

Mereka adalah sosok pejabat masih muda yang berada dalam kekuasaan yang dzalim bernama raja Dikyanus. Tibalah suatu saat sang raja mengumumkan bahwa rakyatnya harus menyembahnya. Di sinilah sang pemuda yang beriman mulai gusar. Hal yang menyangkut keimanan yang  sudah tertanam dalam hati. Bukti-bukti kebenaran pun sudah pernah terjadi di dalam kehidupan mereka. Mungkin  jika masalah kebijakan itu tentang pajak atau apa Sang pemuda tidak begitu memusingkan. 

Para pemuda ashabul kahfi tidak terima dengan hal tersebut dengan berani mereka menolak penyembahan sesama makhluk. Dan raja Dikyanus mengetahui bahwa tujuh pemuda tersebut tidak mau menyembah kepadanya. Yang membuatnya murka ingin membunuh pada pemuda sholeh tersebut. Di saat itu para pemuda itu memohon kepada Allah swt untuk ditetapkan dalam keimanan dan diselamatkan dari raja Dikyanus.

Dengan izin Allah pula para pemuda tersebut bersembunyi dalam gua. Sampai mereka ditidurkan dalam waktu yang sangat lama. Dalam Al-Quran disebutkan mereka tertidur sekitar 309 tahun. Pada saat tidur tersebut Allah melindungi mereka segala kemudhorotan. Sehingga fisik mereka tetap utuh. Walaupun sudah lama tertidur lama. Hal tersebut diterangkan dengan jelas dalam ayat ke-1.

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Siapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya.” (Surah Al-Kahfi: Ayat 17)

Sampai akhirnya mereka terbangun karena lapar. Saat itulah salah dari mereka menyuruh teman untuk membeli makanan. “Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)” Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” (Surah Al-Kahfi: Ayat 19)

Setelah tiba di pasar ia coba membeli makanan. “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa wang perak kamu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang paling baik (yakni yang bersih dan halal), maka hendaklah dia membawa makanan itu untuk kamu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hal kamu kepada seseorangpun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, nescaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian nescaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (Surah Al-Kahfi: Ayat 19-20)

Hati mereka bersih dengan memberikan nasehat kepada temannya yang akan pergi ke pasar. Bahwa hendaklah ia berlaku lemah lemut. Hal ini adalah bagian dari akhlak seorang pemuda. 

Tapi kehendak Allah swt berkata lain. Bahwa diketahui orang masyarakat pasar. Maka gegerlah pasar sehingga ia di bawa ke Sang Raja. Dengan hati was-was ia menghadap raja. Dan menyerahkan uang ia gunakan untuk membeli barang. Maka terkejutlah Sang Raja melihat uang coin tersebut. Bahwa uang itu adalah uang zaman Raja dahulu. Sang Raja bertanya dari kau mendapat ini?dan di mana kamu tinggal? Maka dari situlah mulai terkuak tentang the sleepers. Tujuh pemuda yang tertidur dalam gua. Disinilah letak janji Allah itu pasti benar. Anna wa’dallahi haqq. Waannas sya’ata laa roiba fiihaa. 

“Setelah itu maka (sebahagian dari mereka) berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi (gua) mereka, Allah swt  jugalah yang mengetahui akan keadaan mereka”  Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (pihak raja) pula berkata: “Sesungguhnya kami hendak membina sebuah masjid di sisi gua mereka.” (Surah Al-Kahfi:  Ayat 21)
 
Catatan yang harus kita mengerti tentang cerita Ashabul Kahfi. Pertama, mereka adalah pemuda yang beriman. “Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka hidayah petunjuk.” (Surah Al-Kahfi: Ayat 13). 

Tidak hanya beriman tapi mereka berani menangung resiko melawan kekuasaan yang dzolim. Pasti kedzoliman itu akan lenyap dengan izin Allah swt. 

“Dan Kami telah meneguhkan hati mereka sewaktu mereka berdiri (di hadapan raja) lalu mereka berkata (membentangkan dan menegaskan tauhid): “Tuhan kami adalah Tuhan (yang mencipta dan mentadbirkan) langit dan bumi; kami tidak sekali-kali akan menyembah Tuhan selain Dia, sesungguhnya jika kami menyembah yang lainnya bermakna kami memperkatakan dan mengakui sesuatu yang amat jauh dari kebenaran. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah swt ?” (Surah Al-Kahfi; Ayat 14-15). 

Kedua, mereka pemuda birokrat. Pegawai raja saat itu. Arti mereka sebagai pemuda memiliki keahlian. Sehingga mereka diperkerjakan oleh Sang Raja. Catatannya adalah bahwa seorang pemuda dengan latar belakang apa-pun harus memiliki sebuah keahlian yang dapat gunakan untuk hidup di dunia ini. Keahlian tidak hanya menyangkut di bidang perkantoran atau pun yang serba mentereng. Keahlian kecil pun dapat kita gunakan untuk kehidupan ini. Dan salah satu untuk mendapatkan sebuah keahlian, kita sebagai pemuda harus banyak belajar. 

Ketiga, strategi melarikan diri ke dalam Gua. “Dan oleh karena kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah swt,  maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari rahmat-Nya kepada kamu dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk memudahkan urusan kamu dengan memberi bantuan yang berguna.” (Surah Al-Kahfi: Ayat 16). Strategi ini muncul karena para pemuda Ashabul Kahfi sudah memiliki ilmu dan hikmah. 

Keempat, Yang tidak banyak dilakukan pemuda yaitu, konsep kesabaran. Itulah yang dilakukan oleh Ashabul kahfi. Masa muda mereka benar-benar untuk menyakini dan menjalankan perintah Allah swt. Dengan sabar mereka menjaga keimanan tersebut. Sampai masanya Allah swt menguji mereka dengan kekejaman Sang Raja. Akhirnya para pemuda Ashabul kahfi mendapat balasan yang terbaik di sisi Allah swt. Yaitu tercatat sebagai tujuh pemuda yang beriman berdiam dalam gua demi mempertahankan keimanan mereka. Dan mereka pula pemuda yang lahir ke dunia ini bukan Nabi. Tapi mereka tercantum dalam Al-Quran.

Konsep kesabaran ini, jarang dimiliki oleh seorang pemuda masa kini. Untuk mencapai segala sesuatu yang ada di dunia ini. Baik dalam bekerja, berlajar atau pun berinteraksi sosial kita memerlukan kesabaran. Dari kesabaran itulah kita menjadi pribadi yang tangguh tidak mudah cengeng terhadap kesulitan yang menimpa kita. Justru sikap kesabaran inilah yang diinginkan oleh Allah swt kepada kita. Maka benar pula yang diungkapkan Al-Quran: ”Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” 

Kelima, katakanlah Insya Allah,. Jika kita ingin berjanji dan ingin menepatinya. Dan jangan mengatakan besok aku akan mengerjakannya. Tanpa Insya Allah.  Iman kita kepada Allah swt tidak hanya bil lisan saja, tapi dilakukan dengan amal perbuatan. Maka kata Insya Allah menunjukkan amalan iman kita kepada Allah swt.  

Keenam, ucapkan kalimat yang baik ketika memasuki area perkebunanmu. Masya Allah, laa quwwata illa billah”(sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud). Bisa juga tempat tinggal, kerja dll. Dan di sanalah pertolongan Allah swt itu muncul. Dialah yang memberikan pahala terbaik dengan balasan terbaik pula. (Al-Kahfi: ayat 44)

Cerita Ashbul Kahfi bukan sebuah dongeng yang menempel di dalam Al-Quran. Di balik 110 ayat dapat hikmah yang mengalir, disediakan bagi mereka yang berakal terutama bagi para pemuda. Dan kisah tersebut sudah terbukti ada. Maka tidak heran, dalam hadist Imam Muslim: Nabi Muhammad saw, menyuruh umatnya untuk menghafal surat Al-kahfi 10 ayat pertama. Yang bermanfaat  melindungi kita dari fitnah Dajjal.  Dalam hadist lain disebut barang siapa  pada jumat membaca surat Al-Kahfi niscaya akan diterangi dengan cahaya antara dua jumat. (HR Hakim 3349).  Itu sebabnya Ashabul Kahfi melegenda di dalam Al-Quran. 

Waallahu ‘alam bisshowab.