![]() |
Oil and pastel on canvas 81 1/2 × 67 (2065 × 1700) | Inscribed ‘Sandro CHIA 1981’ on reverse with an outline of a fis |
- Alam Marah
Desik
tasbih pepohonan..
Berdoa
meminta pertolongan.
Dibunuh
tanpa ampunan..
Menjerit
dalam tangisan..
Akar
menggalakkan ke tanah..
Kering
kerontang tanpa daya..
Ranting
tanpa ikatan..
Daun
keemas an meronta-ronta..
Tangisan
awan meraung marah..
Bulirnya
mengulik tanah..
Manusia
kalang kabut resah..
Rumah ke rumah tampak atap…
2. Panjat Doa
Anak
muda panjat sosial..
Millennial
menggonggong keras..
Kekerasan
lewat oecehan jemari..
Memamah
berita tanpa mengulas..
Peperangan
nasari pembelaan..
Media
sosial tempat penghakiman..
Bubuh
status merajalela..
Budaya baru demi eksistensi belaka…
Ibadah
jadi tontonan…
Menapak
pada pengakuan..
Bertaut
pada pujian..
Pakaian
sekedar ukuran keimanan..
Memanjat
doa
Alunan
tasbih dedaunan..
Dzikir
burung tiada henti..
Semesta
melalang buana memujiNya…
3.
Lentera
Sunyi…
Berjalan
tanpa jejak..
Berbicara
tanpa bahasa..
Datang
melampaui fikiran..
Masuk
tiada tanda..
Oh,
corona…
Tak
kasat mata..
Tak
bisa diraba..
Tak
bisa dipandang…
Pejabat
semakin tamak..
Rakyat
teriak kelaparan..
Roda
hiburan mati..
Ibadah
karena ketakutan…
4.
Tapa
Doa
Langkah
kaki menuju tempat Maha Agung..
Pusat
ibadah bersujud padaNya..
Memunajatkan
mantra doa tangisan..
Merayu
Tuhan tiada Lelah…
Raungan
penyesalan..
Noda-noda
maksiat..
Tubuh
berlumur dosa..
Aliran
darah menghitam..
Tuhanku..
Ampuni
aku manusia penuh dosa..
Sucikan
dan segarkan jiwa penuh kesombongan..
Basuhlah
tubuh dalam Samudra surgaMu..
Dekatkan
pada spiritual kehidupan…
5.
Pemuda
Juang
Rengkuh
malammu..
Laptop
menyala terang..
Tangan
menari dalam oskestra ketikan jemari..
Ghirah belajar tak pernah usai..
Mahasiswa..
Pejuang
nilai angka dan nilai manfaat..
Suaranya
dirindukan rakyat..
Orasinya
membuat pemerintah kelabakan..
Peluk
dalam kesunyian malam..
Senjatanya
tulisan menggetarkan pejabat..
Bercumbu
dengan tuga-tugas..
Tak
sempat bermain bara kasmaran..
Kemanusia
adalah utama..
Bercinta
dengan buku..
Bergandengan
dengan aksara..
Idealisme
adalah pedoman..
Kumpulan puisi ini ditulis oleh Ulfa Diyanti